Just Me
Rabu, 16 Oktober 2013
Rabu, 18 September 2013
PROMISE YOU
K: Kawaranai nanikao sinagara kawatte iku kisetsuwo aruita kimito itsudemo tewo tsunaginagara kitanda
Y : Tesaguride susunde kita hibimo kimiga irukara mayowazuni koreta teda tsuyoku ireta donnatokimo
R : Korekara arayuru keshikiga kawatta toshitemo bokurawa konomamade iyou
*Promise you kimiwo omotte bokuwa ikiruyo tsunagatte iru kokoroto kokorokara
Promise you tsutaetainowa tada aishiteru chikauyo eienno kakerawo
Y : chiisana kenkamo nandomo sitane surechigai hanareta hibimo arushi
R : sono tabini itsumo kimiga hitsuyou tte wakattanda
K : Kimiga moshimo tsumazuku tokiniwa dareyori ichibannitewo sashinoberu bokude itaiyo sobani isasete
R : Wakareto deaiwo kurikaeshite iku naka demo bokurawa tonarini iyou
*Promise you kimiwo omotte bokuwa ikitai munega atsuku koikogareteiru
*Promise you todoke tainoa tada aishiteru itsudemo yuukanna hino omoide
K : Mosimo ashitaga yamini nomarete michi shirubesae naito sitemo
Y : Kowagaru kotowa naiyo udewo hanasanaide kitto bokurawa
R : Dokoedemo ikeru
Y : Tesaguride susunde kita hibimo kimiga irukara mayowazuni koreta teda tsuyoku ireta donnatokimo
R : Korekara arayuru keshikiga kawatta toshitemo bokurawa konomamade iyou
*Promise you kimiwo omotte bokuwa ikiruyo tsunagatte iru kokoroto kokorokara
Promise you tsutaetainowa tada aishiteru chikauyo eienno kakerawo
Y : chiisana kenkamo nandomo sitane surechigai hanareta hibimo arushi
R : sono tabini itsumo kimiga hitsuyou tte wakattanda
K : Kimiga moshimo tsumazuku tokiniwa dareyori ichibannitewo sashinoberu bokude itaiyo sobani isasete
R : Wakareto deaiwo kurikaeshite iku naka demo bokurawa tonarini iyou
*Promise you kimiwo omotte bokuwa ikitai munega atsuku koikogareteiru
*Promise you todoke tainoa tada aishiteru itsudemo yuukanna hino omoide
K : Mosimo ashitaga yamini nomarete michi shirubesae naito sitemo
Y : Kowagaru kotowa naiyo udewo hanasanaide kitto bokurawa
R : Dokoedemo ikeru
DOWN TO EARTH
dering h
I never thought it'd be easyCause we both so distant nowAnd the walls are closing in on usAnd we're wondering howNo one has a solid answerBut just walking in the darkAnd you can see the look on my face It just tears me apart
So we fight (so we fight) through the hurt (through the hurt)
So we fight (so we fight) through the hurt (through the hurt)
And we cry and cry and cry and cryAnd we live (and we love) and we learn (and we love)And we try and try and try and try
So it's up to you and it's up to me
So it's up to you and it's up to me
That we meet in the middle on our way back down to EarthDown to Earth, Down to EarthOn our way back down to Earth*Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth,Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth*
And mommy you were always somewhereDaddy I live out of townSo tell me how could I ever be normal somehowYou tell me this is for the bestSo tell me why am I in tears?*Woah* So far away, and now I just need you here
So we fight (we fight) through the hurt (through the hurt)And we cry and cry and cry and cryAnd we live (we live) and we love (we love)And we try and try and try and try
So it's up to you and it's up to me
And mommy you were always somewhereDaddy I live out of townSo tell me how could I ever be normal somehowYou tell me this is for the bestSo tell me why am I in tears?*Woah* So far away, and now I just need you here
So we fight (we fight) through the hurt (through the hurt)And we cry and cry and cry and cryAnd we live (we live) and we love (we love)And we try and try and try and try
So it's up to you and it's up to me
That we meet in the middle on our way back down to EarthDown to Earth, Down to EarthOn our way back down to Earth*Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth,Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth*
We fell so far away from the way we used to beNow we're standing and where do we goWhen there's no road to get to your heartLet's start over again
So it's up to you and it's up to me
So it's up to you and it's up to me
That we meet in the middle on our way back down to EarthDown to Earth, Down to EarthOn our way back down to EarthBack down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth,Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth, Back down to Earth,I never thought it would be easy
Cause we both so distant nowAnd the walls are closing in on usAnd we're wondering how
SEJARAH PERISTIWA G30SPKI
Masih lekat dalam ingatan rakyat
Indonesia dan harus selalu di ingat bangsa Indonesia dalam perjalanan
sejarahnya, bagaimana kekejaman Jepang terhadap rakyat indonesia dulu. g30s pki
adalah sejarah berdarah dalam negeri ini yang tidak boleh dilupakan
oleh seluruh rakyat indonesia, sebagai pemicu semangat nasionalisme
kita.
Sejarah Peristiwa g30s pki |
Pada postingan kali ini saya akan mencoba coba manuangkan apa yang saya ketahui tentang peristiwa g30s pki
lalu menyimpulkan berdasarkan fakta dari kejadian yang terjadi 42 tahun
silam di Jakarta, tepatnya tentang peristiwa pemberontakan g30s pki. Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai kejadian yang sebenarnya.
Pada saat itu hingga era Orde Lama peristiwa ini dinamakan Peristiwa
Madiun (Madiun Affairs), dan tidak pernah disebut sebagai pemberontakan
Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era Orde Baru peristiwa ini
mulai dinamakan pemberontakan PKI.
Bersamaan dengan itu terjadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun, baik itu tokoh sipil maupun militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama.
Masih ada kontroversi mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihak merasa tuduhan bahwa PKI yang mendalangi peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde Lama).
Tawaran bantuan dari Belanda
Pada awal konflik Madiun, pemerintah Belanda berpura-pura menawarkan bantuan untuk menumpas pemberontakan tersebut, namun tawaran itu jelas ditolak oleh pemerintah Republik Indonesia. Pimpinan militer Indonesia bahkan memperhitungkan, Belanda akan segera memanfaatkan situasi tersebut untuk melakukan serangan total terhadap kekuatan bersenjata Republik Indonesia. Memang kelompok kiri termasuk Amir Syarifuddin Harahap, tengah membangun kekuatan untuk menghadapi Pemerintah RI, yang dituduh telah cenderung berpihak kepada AS.
Latar belakang
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, muncul berbagai organisasi yang membina kader-kader mereka, termasuk golongan kiri dan golongan sosialis. Selain tergabung dalam Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia), Partai Sosialis Indonesia (PSI) juga terdapat kelompok-kelompok kiri lain, antara lain Kelompok Diskusi Patuk, yang diprakarsai oleh Dayno, yang tinggal di Patuk, Yogyakarta. Yang ikut dalam kelompok diskusi ini tidak hanya dari kalangan sipil seperti D.N. Aidit, Syam Kamaruzzaman, dll., melainkan kemudian juga dari kalangan militer dan bahkan beberapa komandan brigade, antara lain Kolonel Joko Suyono, Letkol Sudiarto (Komandan Brigade III, Divisi III), Letkol Soeharto (Komandan Brigade X, Divisi III. Kemudian juga menjadi Komandan Wehrkreis III, dan menjadi Presiden RI), Letkol Dahlan, Kapten Suparjo, Kapten Abdul Latief dan Kapten Untung Samsuri.
Pada bulan Mei 1948 bersama Suripno, Wakil Indonesia di Praha, Musso, kembali dari Moskow, Rusia. Tanggal 11 Agustus, Musso tiba di Yogyakarta dan segera menempati kembali posisi di pimpinan Partai Komunis Indonesia. Banyak politisi sosialis dan komandan pasukan bergabung dengan Musso, antara lain Mr. Amir Sjarifuddin Harahap, dr. Setiajid, kelompok diskusi Patuk, dll.
Aksi saling menculik dan membunuh mulai terjadi, dan masing-masing pihak menyatakan, bahwa pihak lainlah yang memulai. Banyak perwira TNI, perwira polisi, pemimpin agama, pondok pesantren di Madiun dan sekitarnya yang diculik dan dibunuh.
Tanggal 10 September 1948, mobil Gubernur Jawa Timur RM Ario Soerjo (RM Suryo) dan mobil 2 perwira polisi dicegat massa pengikut PKI di Ngawi. Ketiga orang tersebut dibunuh dan mayatnya dibuang di dalam hutan. Demikian juga dr. Muwardi dari golongan kiri, diculik dan dibunuh. Tuduhan langsung dilontarkan, bahwa pihak lainlah yang melakukannya. Di antara yang menjadi korban juga adalah Kol. Marhadi yang namanya sekarang diabadikan dengan Monumen yang berdiri di tengah alun-alun Kota Madiun dan nama jalan utama di Kota Madiun.
Kelompok kiri menuduh sejumlah petinggi Pemerintah RI saat itu, termasuk Wakil Presiden/Perdana Menteri Mohammad Hatta telah dipengaruhi oleh Amerika Serikat untuk menghancurkan Partai Komunis Indonesia, sejalan dengan doktrin Harry S. Truman, Presiden AS yang mengeluarkan gagasan Domino Theory. Truman menyatakan, bahwa apabila ada satu negara jatuh ke bawah pengaruh komunis, maka negara-negara tetangganya akan juga akan jatuh ke tangan komunis, seperti layaknya dalam permainan kartu domino. Oleh karena itu, dia sangat gigih dalam memerangi komunis di seluruh dunia.
Kemudian pada 21 Juli 1948 telah diadakan pertemuan rahasia di hotel "Huisje Hansje" Sarangan, dekat Madiun yang dihadiri oleh Soekarno, Hatta, Sukiman, Menteri Dalam negeri, Mohamad Roem (anggota Masyumi) dan Kepala Polisi Sukanto, sedangkan di pihak Amerika hadir Gerald Hopkins (penasihat politik Presiden Truman), Merle Cochran (pengganti Graham yang mewakili Amerika dalam Komisi Jasa Baik PBB). Dalam pertemuan Sarangan, yang belakangan dikenal sebagai "Perundingan Sarangan", diberitakan bahwa Pemerintah Republik Indonesia menyetujui Red Drive Proposal (proposal pembasmian kelompok merah). Dengan bantuan Arturo Campbell, Sukanto berangkat ke Amerika guna menerima bantuan untuk kepolisian RI. Campbell yang menyandang gelar resmi Atase Konsuler pada Konsulat Jenderal Amerika di Jakarta, sesungguhnya adalah anggota Central Intelligence Agency - CIA
Diisukan, bahwa Sumarsoso tokoh Pesindo, pada 18 September 1948 melalui radio di Madiun telah mengumumkan terbentuknya Pemerintah Front Nasional bagi Karesidenan Madiun. Namun Soemarsono kemudian membantah tuduhan yang mengatakan bahwa pada dia mengumumkan terbentuknya Front Nasional Daerah (FND) dan telah terjadi pemberontakan PKI. Dia bahwa FND dibentuk sebagai perlawanan terhadap ancaman dari Pemerintah Pusat
Pada 19 September 1948, Presiden Soekarno dalam pidato yang disiarkan melalui radio menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia, untuk memilih: Musso-Amir Syarifuddin atau Soekarno-Hatta. Maka pecahlah konflik bersenjata, yang pada waktu itu disebut sebagai Madiun Affairs (Peristiwa Madiun), dan di zaman Orde Baru terutama di buku-buku pelajaran sejarah kemudian dinyatakan sebagai pemberontakan PKI Madiun.
Akhir konflik
Kekuatan pasukan pendukung Musso digempur dari dua arah: Dari barat oleh pasukan Divisi II di bawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto, yang diangkat menjadi Gubernur Militer Wilayah II (Semarang-Surakarta) tanggal 15 September 1948, serta pasukan dari Divisi Siliwangi, sedangkan dari timur diserang oleh pasukan dari Divisi I, di bawah pimpinan Kolonel Sungkono, yang diangkat menjadi Gubernur Militer Jawa Timur, tanggal 19 September 1948, serta pasukan Mobiele Brigade Besar (MBB) Jawa Timur, di bawah pimpinan M. Yasin.
Panglima Besar Sudirman menyampaikan kepada pemerintah, bahwa TNI dapat menumpas pasukan-pasukan pendukung Musso dalam waktu 2 minggu. Memang benar, kekuatan inti pasukan-pasukan pendukung Musso dapat dihancurkan dalam waktu singkat.
Tanggal 30 September 1948, kota Madiun dapat dikuasai seluruhnya. Pasukan Republik yang datang dari arah timur dan pasukan yang datang dari arah barat, bertemu di Hotel Merdeka di Madiun. Namun pimpinan kelompok kiri beserta beberapa pasukan pendukung mereka, lolos dan melarikan diri ke beberapa arah, sehingga tidak dapat segera ditangkap.
Baru pada akhir bulan November 1948 seluruh pimpinan dan pasukan pendukung Musso tewas atau dapat ditangkap. Sebelas pimpinan kelompok kiri, termasuk Mr. Amir Syarifuddin Harahap, mantan Perdana Menteri RI, dieksekusi pada 20 Desember 1948, atas perintah Kol. Gatot Subroto.
Bersamaan dengan itu terjadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun, baik itu tokoh sipil maupun militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama.
Masih ada kontroversi mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihak merasa tuduhan bahwa PKI yang mendalangi peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde Lama).
Tawaran bantuan dari Belanda
Pada awal konflik Madiun, pemerintah Belanda berpura-pura menawarkan bantuan untuk menumpas pemberontakan tersebut, namun tawaran itu jelas ditolak oleh pemerintah Republik Indonesia. Pimpinan militer Indonesia bahkan memperhitungkan, Belanda akan segera memanfaatkan situasi tersebut untuk melakukan serangan total terhadap kekuatan bersenjata Republik Indonesia. Memang kelompok kiri termasuk Amir Syarifuddin Harahap, tengah membangun kekuatan untuk menghadapi Pemerintah RI, yang dituduh telah cenderung berpihak kepada AS.
Latar belakang
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, muncul berbagai organisasi yang membina kader-kader mereka, termasuk golongan kiri dan golongan sosialis. Selain tergabung dalam Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia), Partai Sosialis Indonesia (PSI) juga terdapat kelompok-kelompok kiri lain, antara lain Kelompok Diskusi Patuk, yang diprakarsai oleh Dayno, yang tinggal di Patuk, Yogyakarta. Yang ikut dalam kelompok diskusi ini tidak hanya dari kalangan sipil seperti D.N. Aidit, Syam Kamaruzzaman, dll., melainkan kemudian juga dari kalangan militer dan bahkan beberapa komandan brigade, antara lain Kolonel Joko Suyono, Letkol Sudiarto (Komandan Brigade III, Divisi III), Letkol Soeharto (Komandan Brigade X, Divisi III. Kemudian juga menjadi Komandan Wehrkreis III, dan menjadi Presiden RI), Letkol Dahlan, Kapten Suparjo, Kapten Abdul Latief dan Kapten Untung Samsuri.
Pada bulan Mei 1948 bersama Suripno, Wakil Indonesia di Praha, Musso, kembali dari Moskow, Rusia. Tanggal 11 Agustus, Musso tiba di Yogyakarta dan segera menempati kembali posisi di pimpinan Partai Komunis Indonesia. Banyak politisi sosialis dan komandan pasukan bergabung dengan Musso, antara lain Mr. Amir Sjarifuddin Harahap, dr. Setiajid, kelompok diskusi Patuk, dll.
Aksi saling menculik dan membunuh mulai terjadi, dan masing-masing pihak menyatakan, bahwa pihak lainlah yang memulai. Banyak perwira TNI, perwira polisi, pemimpin agama, pondok pesantren di Madiun dan sekitarnya yang diculik dan dibunuh.
Tanggal 10 September 1948, mobil Gubernur Jawa Timur RM Ario Soerjo (RM Suryo) dan mobil 2 perwira polisi dicegat massa pengikut PKI di Ngawi. Ketiga orang tersebut dibunuh dan mayatnya dibuang di dalam hutan. Demikian juga dr. Muwardi dari golongan kiri, diculik dan dibunuh. Tuduhan langsung dilontarkan, bahwa pihak lainlah yang melakukannya. Di antara yang menjadi korban juga adalah Kol. Marhadi yang namanya sekarang diabadikan dengan Monumen yang berdiri di tengah alun-alun Kota Madiun dan nama jalan utama di Kota Madiun.
Kelompok kiri menuduh sejumlah petinggi Pemerintah RI saat itu, termasuk Wakil Presiden/Perdana Menteri Mohammad Hatta telah dipengaruhi oleh Amerika Serikat untuk menghancurkan Partai Komunis Indonesia, sejalan dengan doktrin Harry S. Truman, Presiden AS yang mengeluarkan gagasan Domino Theory. Truman menyatakan, bahwa apabila ada satu negara jatuh ke bawah pengaruh komunis, maka negara-negara tetangganya akan juga akan jatuh ke tangan komunis, seperti layaknya dalam permainan kartu domino. Oleh karena itu, dia sangat gigih dalam memerangi komunis di seluruh dunia.
Kemudian pada 21 Juli 1948 telah diadakan pertemuan rahasia di hotel "Huisje Hansje" Sarangan, dekat Madiun yang dihadiri oleh Soekarno, Hatta, Sukiman, Menteri Dalam negeri, Mohamad Roem (anggota Masyumi) dan Kepala Polisi Sukanto, sedangkan di pihak Amerika hadir Gerald Hopkins (penasihat politik Presiden Truman), Merle Cochran (pengganti Graham yang mewakili Amerika dalam Komisi Jasa Baik PBB). Dalam pertemuan Sarangan, yang belakangan dikenal sebagai "Perundingan Sarangan", diberitakan bahwa Pemerintah Republik Indonesia menyetujui Red Drive Proposal (proposal pembasmian kelompok merah). Dengan bantuan Arturo Campbell, Sukanto berangkat ke Amerika guna menerima bantuan untuk kepolisian RI. Campbell yang menyandang gelar resmi Atase Konsuler pada Konsulat Jenderal Amerika di Jakarta, sesungguhnya adalah anggota Central Intelligence Agency - CIA
Diisukan, bahwa Sumarsoso tokoh Pesindo, pada 18 September 1948 melalui radio di Madiun telah mengumumkan terbentuknya Pemerintah Front Nasional bagi Karesidenan Madiun. Namun Soemarsono kemudian membantah tuduhan yang mengatakan bahwa pada dia mengumumkan terbentuknya Front Nasional Daerah (FND) dan telah terjadi pemberontakan PKI. Dia bahwa FND dibentuk sebagai perlawanan terhadap ancaman dari Pemerintah Pusat
Pada 19 September 1948, Presiden Soekarno dalam pidato yang disiarkan melalui radio menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia, untuk memilih: Musso-Amir Syarifuddin atau Soekarno-Hatta. Maka pecahlah konflik bersenjata, yang pada waktu itu disebut sebagai Madiun Affairs (Peristiwa Madiun), dan di zaman Orde Baru terutama di buku-buku pelajaran sejarah kemudian dinyatakan sebagai pemberontakan PKI Madiun.
Akhir konflik
Kekuatan pasukan pendukung Musso digempur dari dua arah: Dari barat oleh pasukan Divisi II di bawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto, yang diangkat menjadi Gubernur Militer Wilayah II (Semarang-Surakarta) tanggal 15 September 1948, serta pasukan dari Divisi Siliwangi, sedangkan dari timur diserang oleh pasukan dari Divisi I, di bawah pimpinan Kolonel Sungkono, yang diangkat menjadi Gubernur Militer Jawa Timur, tanggal 19 September 1948, serta pasukan Mobiele Brigade Besar (MBB) Jawa Timur, di bawah pimpinan M. Yasin.
Panglima Besar Sudirman menyampaikan kepada pemerintah, bahwa TNI dapat menumpas pasukan-pasukan pendukung Musso dalam waktu 2 minggu. Memang benar, kekuatan inti pasukan-pasukan pendukung Musso dapat dihancurkan dalam waktu singkat.
Tanggal 30 September 1948, kota Madiun dapat dikuasai seluruhnya. Pasukan Republik yang datang dari arah timur dan pasukan yang datang dari arah barat, bertemu di Hotel Merdeka di Madiun. Namun pimpinan kelompok kiri beserta beberapa pasukan pendukung mereka, lolos dan melarikan diri ke beberapa arah, sehingga tidak dapat segera ditangkap.
Baru pada akhir bulan November 1948 seluruh pimpinan dan pasukan pendukung Musso tewas atau dapat ditangkap. Sebelas pimpinan kelompok kiri, termasuk Mr. Amir Syarifuddin Harahap, mantan Perdana Menteri RI, dieksekusi pada 20 Desember 1948, atas perintah Kol. Gatot Subroto.
MENGAPA G30SPKI GAGAL?
Judul postingan ini diambil dari sebuah buku yang
judulnya juga sama karya Mayjen (Pur) Syamsudin.Setelah tumbangnya Orde
Baru banyak bermunculan versi-versi baru mengenai peristiwa berdarah 30
September,tidak sedikit pula yang membenarkan PKI atau menjadikan PKI
hanya sebagai pihak yang dikambing hitamkan,ada pula yang menempatkan
agen-agen asing sebagai dalang,konflik internal AD,yang lebih frotal
lagi menempatkan Mayjen Soeharto sebagai sosok yang sebenarnya berada di
balik G 30 September.
Munculnya berbagai macam teori konspirasi
didasarkan pada beberapa hal yang mungkin terlihat ganjil dan sering
menjadi pertanyaan,diantaranya adalah jika benar PKI adalah dalang
peristiwa tersebut mengapa massa PKI yang waktu itu diperkirakan sekitar
6 juta jiwa tidak dapat berbuat banyak melihat kehancuran PKI? Kemudian
secara politik popularitas PKI sangat tinggi,pada pemilu 1955,PKI
berhasil menduduki peringkat keempat,mengapa PKI tidak menunggu
digelarnya pemilu?toh kemungkinan menang lebih besar dan tidak perlu
melakukan kudeta untuk menguasai Indonesia.
Postingan berikut ini akan membahas mengapa gerakan PKI mengalami kegagalan.
PKI sebagai partai telah mengalami pasang surut
semenjak pertama kali berdiri.Tercatat sebelum kudeta tahun 1965,PKI
beberapa kali melakukan pemberontakan yang paling terkenal adalah
pemberontakan PKI Madiun atau Madiun Affair 1948.Dua tahun setelah
republik ini berdiri,Front Demokrasi Rakyat PKI (FDR/PKI) yang berhasil
mennguasai Madiun mendirikan Republik Soviet Indonesia pada tanggal 18
September 1948.Wilayah pembrontakan mulai menyebar hingga
Solo,Magetan,Purwodadi hingga Cepu.
TNI dibawah komando Jendral Sudirman berhasil
menyapu bersih kekuatan komunis.Banyak tokoh-tokoh PKI yang tertangkap
mau pun dieksekusi diantaranya Musso dan eks Perdana Menteri Amir
Syariffudin.Dari sinilah ditengarai awal mula bibit perselisihan dan
kebencian antara TNI Angkatan Darat dengan Partai Komunis Indonesia.
Kolonel Nasution dan Letkol Soeharto termasuk
perwira TNI yang turut serta menumpas gerakan makar yang disutradarai
oleh PKI tersebut.Di sisi lain,beberapa kader PKI berhasil meloloskan
diri dari kepungan TNI,salah satunya adalah Dida Nusantara Aidit.
Aidit yang berhasil meloloskan diri membawa
harapan baru bagi partai berlambang palu arit tersebut.Pemerintah yang
masih belum stabil tidak dapat memberikan vonis mau pun peradilan yang
tegas untuk peristiwa Madiun.Pembrontakan PKI Madiun dianggap sebagai
suatu konspirasi,PKI hanya merupakan kambing hitam.
Hanya berselang tujuh tahun setelah 1948,PKI
berhasi mengejutkan dengan menduduki peringkat keempat pada pemilu
1955.D.N Aidit menunjukan kepiawaiannya sebagai seorang pemimpin ulung
yang berhasil menempatkan PKI di tempat terhormat.
Setelah pemilu 1955,PKI menjadi semakin
kuat,basis massanya semakin banyak,konon terdapat sekitar 60.000 desa
yang menjadi pengikut PKI.Diperkirakan massa PKI mencapai 6 juta
jiwa,angka yang cukup fantastis pada saat itu.
Kader-kader PKI pun dikenal sangat
militan,penggemblengan dilakukan melalui berbagai macam ormas dibawah
PKI.Selain itu PKI juga melakukan infiltrasi ke dalam tubuh
TNI.Perkembangan PKI tidak lepas dari pengaruh Presiden Soekarno yang
terkenal dengan pemikiran Nasakom (Nasional,Agama dan Komunis).
Ideologi Nasakom yang dicetus semenjak Soekarno
muda menjadikan PKI mau tidak mau akan selalu menjadi elemen yang tidak
terpisahkan dari sang pemimpin besar revolusi.Pihak-pihak yang tidak
setuju dengan keberadaan PKI akan dianggap anti terhadap Nasakom yang
berarti juga anti terhadap Soekarno.
Ormas-ormas PKI saat itu sudah sering terlibat
bentrok dengan kelompok lain,demi menggayang anti kaum imperialis dan
antek-anteknya digunakan sebagai dahlil melakukan tindak kekerasan.PKI
melakukan sabotase sinyak sehingga terjadi tabrakan antar kerata api di
stasiun Purwokerto (1964),kemudian terdapat pula aksi sepihak
kader-kader PKI dalam melawan “tujuh setan desa” yang diwujudkan dalam
bentuk pengeroyokan dan perampasa lahan di Klaten (1964),penganiayaan
tujuh polisi hutan di Indramayu (1964),di Kediri penganiayaan dan
pengeroyokan petani dan kepala desa,dll.PKI yang merasa dilindungi oleh
Presiden berbuat sewenang-wenang,bentrokan dan kekerasan yang dilakukan
oleh ormas-ormas PKI sudah sering terjadi pada waktu itu.
PKI mendukung penuh upaya Presiden berkonfrontasi
dengan Malaysia,bahkan PKI berada di garis depan dengan mengirimkan
para kadernya untuk berperang melawan Malaysia dan imperialis Inggris
(meski pun TNI hanya setengah hati dalam konfrontasi tersebut).
Puncaknya ide Aidit mengenai pembentukan angkatan
kelima yaitu mempersenjatai kaum petani dan buruh membuat perwira
tinggi Angkatan Darat kebakaran jenggot dan hanya Angkatan Darat saja
yang menyatakan tidak setuju dengan usulan ini. AD kini merasakan PKI
sebagai ancaman utama,dan PKI pun menganggap AD sebagai lawan yang bisa
kapan saja menjungkalkan Soekarno beserta PKI.
Antara Pemilu dan Perjuangan Bersenjata
PKI dihadapkan pada situasi yang sebenarnya sulit,yaitu antara menunggu dilaksanakannya pemilu dengan melakukan perjuangan bersenjata alias kudeta untuk menguasai Indonesia.Memang dilihat secara popularitas,PKI memiliki peluang yang cukup besar pada pemilu yang akan datang.Mengapa PKI keburu-buru melancarkan kudeta padahal jika menunggu pemilu kekuasaan akan dengan mudah digapai.Berikut ini jawabannya 1.Indonesis di tengah-tengah Pusaran Perang Dingin
Indonesia merupakan wilayah yang sangat strategis,menjadi rebutan antara blok barat dan blok timur.Waktu itu sedang terjadi perang Vietnam,sehingga keberadaan strategis Indonesia sangat diperlukan.Jika Indonesia jatuh ke tangan komunis maka Amerika yang sedang berperang di Vietnam akan menghadapi dua buah front sekaligus.
Hal ini cukup menyulitkan,selain itu andaikan Indonesia jatuh ke tangan komunis diperkirakan negara-negara diantaa Indonesia dan Vietnam akan segera jatuh ke tangan komunis,seperti yang dikemukakan Presiden Eisenhower melalui Teori Domino.
PKI merupakan partai komunis terbesar ketiga setelah Soviet dan China merasa perlu untuk segera menjadikan Indonesia sebagai komunis,melihat letak Indonesia yang strategis tadi.
2.Kondisi Kesehatan Presiden Soekarno yang semakin menurun
Peluang PKI cukup besar untuk memenangi pemilu yang rencananya akan digelar tahun 1969-1970.Dengan catatan keadaan politik tetap stabil dan Presiden Soekarno masih memegang kekuasaan.Sejauh ini PKI selalu bersembunyi di balik Nasakom yang diprakarsai Bung Karno.
Kondisi Bung Karno yang menurun menimbulkan ketakutan bagi PKI,andaikan Bung Karno tiada maka Angkatan Darat yang menjadi musuh bebuyutan PKI diperkirakan siap mengambil alih jabatan.Dengan demikian PKI akan tersisih.
Angkatan Darat sendiri pun mempersiapkan diri membangun kekuatan untuk menandingi PKI beserta ormasnya.Tahun 1963-1964,dibentuk Sekber Golkar yang merupakan binaan dari TNI angkatan darat tujuannya satu untuk menandingi pengaruh PKI di masyarakat.
Situasi di dalam dan di luar negeri inilah yang membuat kemudian PKI memilih perjuangan bersenjata ketimbang menunggu diadakannya pemilu.Sebuah keputusan yang akan melenyapkan partai tersebut untuk selama-lamanya.
Mengapa G 30 S/PKI Gagal?
PKI dihadapkan pada situasi yang sebenarnya sulit,yaitu antara menunggu dilaksanakannya pemilu dengan melakukan perjuangan bersenjata alias kudeta untuk menguasai Indonesia.Memang dilihat secara popularitas,PKI memiliki peluang yang cukup besar pada pemilu yang akan datang.Mengapa PKI keburu-buru melancarkan kudeta padahal jika menunggu pemilu kekuasaan akan dengan mudah digapai.Berikut ini jawabannya 1.Indonesis di tengah-tengah Pusaran Perang Dingin
Indonesia merupakan wilayah yang sangat strategis,menjadi rebutan antara blok barat dan blok timur.Waktu itu sedang terjadi perang Vietnam,sehingga keberadaan strategis Indonesia sangat diperlukan.Jika Indonesia jatuh ke tangan komunis maka Amerika yang sedang berperang di Vietnam akan menghadapi dua buah front sekaligus.
Hal ini cukup menyulitkan,selain itu andaikan Indonesia jatuh ke tangan komunis diperkirakan negara-negara diantaa Indonesia dan Vietnam akan segera jatuh ke tangan komunis,seperti yang dikemukakan Presiden Eisenhower melalui Teori Domino.
PKI merupakan partai komunis terbesar ketiga setelah Soviet dan China merasa perlu untuk segera menjadikan Indonesia sebagai komunis,melihat letak Indonesia yang strategis tadi.
2.Kondisi Kesehatan Presiden Soekarno yang semakin menurun
Peluang PKI cukup besar untuk memenangi pemilu yang rencananya akan digelar tahun 1969-1970.Dengan catatan keadaan politik tetap stabil dan Presiden Soekarno masih memegang kekuasaan.Sejauh ini PKI selalu bersembunyi di balik Nasakom yang diprakarsai Bung Karno.
Kondisi Bung Karno yang menurun menimbulkan ketakutan bagi PKI,andaikan Bung Karno tiada maka Angkatan Darat yang menjadi musuh bebuyutan PKI diperkirakan siap mengambil alih jabatan.Dengan demikian PKI akan tersisih.
Angkatan Darat sendiri pun mempersiapkan diri membangun kekuatan untuk menandingi PKI beserta ormasnya.Tahun 1963-1964,dibentuk Sekber Golkar yang merupakan binaan dari TNI angkatan darat tujuannya satu untuk menandingi pengaruh PKI di masyarakat.
Situasi di dalam dan di luar negeri inilah yang membuat kemudian PKI memilih perjuangan bersenjata ketimbang menunggu diadakannya pemilu.Sebuah keputusan yang akan melenyapkan partai tersebut untuk selama-lamanya.
Mengapa G 30 S/PKI Gagal?
1 Lemahnya Leadership
Kegagalan PKI dalam melancarkan kudeta terletak
pada blunder para pimpinan top mereka.Pada awalnya menurut rencana
Jakarta akan dijadikan sebagai daerah pusat pembrontakan dan seterusnya
PKI harus melakukan penetrasi lenih dalam ke daerah-daerah.
Pada rencana awal,pembrontakan akan dipimpin oleh
Aidit sendiri dengan dibantu oleh biro khususnya.Namun beberapa jam
setelah kudeta dianggap gagal,Aidit sebagai pimpinan tertinggi gerakan
memilih untuk melarikan diri dari Jakarta.
Dengan perginya Aidit,kup kemudian dipimpin oleh
Letkol Untung.Disinilah terlihat kualitas kepemimpinan Aidit,sosok yang
dianggap cerdas dan berjasa dalam membesarkan partai ternyata tidak
sehebat yang diperkirakan.Dia ingin memenangkan pertempuran dalam wujud
seolah-olah PKI tidak terlibat tetapi tujuan dikobarkannya pertempuran
tersebut adalah agar kudeta mencapai keberhasilan.
Setelah Aidit melarikan diri,koordinasi antara
tentara yang pro pki dengan massa PKI di daerah tidak berjalan
mulus.Dalam jangka waktu 15 jam,PKI menguasai RRI,hanya menyampaikan
informasi :1. Menuduh Dewan Jendral akan melakukan kudeta terhadap Bung
Karno,2. Pembentukan Dewan Revolusi Indonesia dan pembubaran kabinet
Dwikora serta pernyataan saat ini negara jatuh ke dalam tangan Dewan
Revolusi Indonesia 3.Pangkat tertinggi dalam tubuh ABRI adalah Letnan
Kolonel,kemudian bagi bintara dan tamtama dinaikan satu tingkat lebih
tinggi.
Kader PKI hanya diminta mendengarkan perkembangan
melalui Rri,Aidit tidak memberikan perintah apa pun terhadap basis PKI
di Jawa Tengah dan Jawa Timur.Padahal dukungan massa mau pun tentara
cukup tinggi di daerah ini.Sehingga seolah-olah gerakan hanya terjadi di
Jakarta saja.
Setelah tahu Mayjen Soeharto berhasil menumpas
pemberontak pada beberapa titik,PKI memerintahkan untuk menghentikan
perlawanan dan kemudian melakukan upaya “cuci tangan” seperti pada saat
peristiwa Madiun,bersikap seolah-olah PKI tidak terlibat…ckckckc….
2.Gerakan yang tidak serentak
Pembrontakan PKI gagal dimaksimalkan lantaran
gerakan hanya berpusat di Jakarta saja dan tidak serentak dilakukan di
kota-kota lain.Andaikan PKI dengan serentak melakukan pembrontakan maka
pihak angkatan darat akan kesulitan untuk menumpasnya.Hal ini yang
menyebabkan Mayjen Soeharto dengan begitu mudah menumpas gerakan
pembrontakan PKI
3.Syam Kazarusman
Salah satu lagi faktor penentu kegagalan PKI
adalah faktor kegagalan memperkirakan dukungan TNI terhadap kudeta
PKI.Awalnya diperkirakan gerakan PKI akan memperoleh dukungan yang
signifikan termasuk dari sebagian besar TNI angkatan darat,namun
ternyata pada saatnya bantuan tersebut tidak pernah ada.
TNI AD nampaknya lebih loyal terhadap Mayjen
Soeharto ketimbang membantu Letkol Untung.Adalah Syam Kazarusman sebagai
sosok yang bertanggung jawab memperhitungkan kekuatan PKI pada saat
itu.Syam dikenal sebagai agen ganda yang bertugas menyusup ke dalam
tubuh TNI untuk mencari dukungan.
Berulang kali dalam rapat dengan Biro Khusus
PKI,dirinya merasa inilah saat yang tepat untuk mengambil alih
kekuasaan.Dukungan rakyat yang begitu besar beserta batalyon-batalyon
TNI menjamin gerakan 30 September menuai keberhasilan.
Syam tidak memperhitungkan bahwa jutaan kader PKI
pada waktu itu belum siap untuk mengangkat senjata dalam hal ini
berperang.Parahnya,Aidit menuruti ucapan Syam dengan melancarkan
kudeta,miss koordinasi antara kader PKI dengan pihak militer pro-PKI
membuat anggota PKI yang jumlahnya jutaan tersebut tidak dapat berbuat
apa-apa atau tidak dapat digunakan.
Inilah jawaban mengapa jutaan kader PKI diam saja
melihat kehancuran parta,sebab dari awal PKI salah memperhitungkan
kekuatan dan tidak pernah ada koordinasi antara militer dan simpatisan
seperti untuk melaksanakan perang gerilya misalnya.Sehingga sebelum
sempat mengumpulkan kekuatan PKI berhasil dihancurkan.
4.Keberhasilan Mayjen Soeharto
Pak Harto menjadi sosok dibalik suksesnya
penumpasan pembrontakan PKI,keputusan beliau yang dengan tepat menunjuk
PKI sebagai biang kerok terbunuhnya para Jendral menjadikan
kekuatan-kekuatan anti PKI bersatu di bawah komandonya.Selain itu Mayjen
Soeharto berhasil meyakinkan TNI AD untuk tetap setia,inilah kunci
dengan segera PKI dapat ditumpas.
Komandan Angkatan Udara Jendral Oemar Dhani yang
awalnya diperkirakan akan membantu gerakan revolusioner kembali
melakukan aksi cuci tangan.Melalui pidatonya ia mengeluarkan statemen
bahwa angkatan udara tidak terlibat dalam pembantaian para jendral
tersebut.
Praktis Mayjen Soeharto dengan leluasa
menggunakan kekuatan TNI AD membasmi sisa-sisa pemberontak yang masih
ada.Keperkasaan Mayjen Soeharto ini tidak lepas dari bobroknya
koordinasi dan nyali para petinggi PKI termasuk tentara yang pro PKI.
Siapa Dalang G 30 September?
Apakah Mayjen Soeharto terlibat?
Versi yang menyebutkan keterlibatan Mayjen Soeharto dalam peristiwa G 30 S/PKI antara lain disebabkan oleh posisi dirinya sebagai wakil dari Jendral Ahmad Yani,sehingga jika Yani meninggal maka secara otomatis Pak Harto yang menjadi pemegang kendali Angkatan Darat.
Kedua,kedekatan Mayjen Soeharto dengan Kolonel Latief membuat beberapa spekulasi muncul antara lain bahwa sebenarnya Mayjen Soeharto mengetahui rencana penculikan para jendral namun melakukan pembiaran,penyebabnya seperti yang dikemukakan di atas.Ketiga,Mayjen Soeharto merupakan satu-satunya perwira tinggi angkatan darat yang tidak diculik oleh PKI pada waktu itu.Hal ini menimbulkan tanda tanya,adakah kaitan antara dirinya dengan gerakan 30 September.
Mayjen Soeharto memang menjadi satu-satunya perwira yang tidak menjadi sasaran pembunuhan,namun hal ini terdapat alasan yang logis bukan semata-mata berkaitan dengan konspirasi.Terhitung semenjak peristiwa Madiun 1948,benturan antara PKI dan TNI AD semakin meruncing.
Jendral-jendral pada waktu itu sering ikut campur dalam urusan politik.PKI menilai para jendral AD ini sebagai ancaman bagi Presiden Soekarno dan juga PKI.Nah diantara para jendral tersebut,Mayjen Soeharto dianggap tidak termasuk jendral yang suka terjun dalam urusan politik.Sehingga PKI menilai mayjen Soeharto bukan sebagai ancaman berarti.
Dalam pledoinya Kolonel Untung mengatakan bahwa dirinya sempat bertemu dengan Soeharto beberapa jam sebelum penculikan para jendral terjadi dan Soeharto sendiri dikatakan merestui tindakan tersebut.Pernyataan ini menimbulkan keganjilan,apakah Untung sebodoh itu yang malah melaporkan rencananya,padahal penculikan ini membutuhkan kerahasiaan yang tinggi untuk mencapai keberhasilan.
Kemudian mengapa Kolonel Untung tidak mendesak Presiden untuk menetapkan Mayjen Soeharto sebagai pengganti Panglima Tertinggi Angkatan Darat?Ternyata yang dijagokan PKI dengan memakai tangan Bung Karno adalah Mayjen Pranoto yang sudah dibina sebelumnya,namun ternyata perkiraan PKI salah,Bung Karno memberikan kekuasaan terhadap Mayjen Soeharto!!
Andaikan benar Mayjen Soeharto memang berada di balik gerakan ini atau setidaknya melakukan pembiaran maka Jendral Nasution yang menjadi target pembunuhan dan putrinya yang juga menjadi korban pembunuhan tidak akan mungkin membiarkan Soeharto dengan leluasa mencapai posisi tertinggi,bahkan keduanya terlihat sangat kompak membesarkan Golkar.
Dengan demikian gugur sudah argumen yang menyebutkan Soeharto berada di balik peristiwa penghianatan ini.Hingga sejauh ini pun belum ada dokumen yang secara kuat menyatakan keterlibatan Soeharto.
Campur Tangan CIA?
Ada yang menyebutkan G 30 September merupakan provokasi dari CIA.Namun hal ini terang-terangan dibantah oleh CIA sendiri,dalam bukunya yang berjudul “Membongkar Kegagalan CIA”,Tim Wainer penulis peraih pulitzer mengemukakan berdasarkan keterangan deputi CIA pada waktu itu,intelejen Amerika malah tidak menyangkan kaum komunis gagal melakukan kudeta dan berhasil disapu bersih oleh seorang jendral.
“CIA hanya menaiki ombak yang sudah berjalan”
Konflik Internal Angkatan Darat
Perseteruan antara perwira di dalam tubuh angkatan darat menjadi salah satu acuan mengenai siapa dalang gerakan 30 september.Namun hal yang jarang diungkap,mereka yang melakukan kup adalah perwira-perwira angkatan darat yang sudah dibina terlebih dahulu oleh PKI,sehingga gerakan mereka merupakan perpanjangan dari PKI.
Aidit dan PKI sebagai dalang!!!!
Versi ini sampai sejauh ini yang paling kuat karena didasarkan bukti-bukti yang kuat pula.Beberapa argumen di atas sebagian besar hanya berdasarkan analaisis semata.Semenjak gerakan 30 September menemui kegagalan,D N Aidit sebagai pimpinan tertinggi Partai Komunis melarikan diri dari Jakarta.
Sebelum pelariannya,ia sempat mengumumkan agar PKI melakukan semacam perang gerilia yang berupa sabotase teror dan agitasi propaganda.Dalam keterangan para anggota biro khusus PKI pun disebutkan bahwa memang benar PKI merupakan dalam di balik semua ini.Setelah Orde Baru tumbang pengakuan anggoat biro khusus PKI tidak berubah bahwa dalang semua ini adalah PKI sendiri.
Rapat mengenai rencana kudeta hanya diketahui oleh anggota biro khusus saja dan persiapannya hanya sekitar dua bulan.Hanim salah seorang anggota biro khusus yang sekarang masih hidup mengungkapkan,rencana kudeta tersebut mengalami kegagalan lantaran Syam sebagai penghubung antara pki dan militer hanya banyak omong dan tidak bekerja dengan baik.
Pengakuan Hanim ini sekaligus memupus berbagai macam spekulasi tentang dalang kejadian G 30 S,soalnya ngomongnya juga setelah Orde Baru tumbang tanpa intervensi dan ketakutan.Siapa dalang G 30 September??tentu adalah PKI!!
Versi yang menyebutkan keterlibatan Mayjen Soeharto dalam peristiwa G 30 S/PKI antara lain disebabkan oleh posisi dirinya sebagai wakil dari Jendral Ahmad Yani,sehingga jika Yani meninggal maka secara otomatis Pak Harto yang menjadi pemegang kendali Angkatan Darat.
Kedua,kedekatan Mayjen Soeharto dengan Kolonel Latief membuat beberapa spekulasi muncul antara lain bahwa sebenarnya Mayjen Soeharto mengetahui rencana penculikan para jendral namun melakukan pembiaran,penyebabnya seperti yang dikemukakan di atas.Ketiga,Mayjen Soeharto merupakan satu-satunya perwira tinggi angkatan darat yang tidak diculik oleh PKI pada waktu itu.Hal ini menimbulkan tanda tanya,adakah kaitan antara dirinya dengan gerakan 30 September.
Mayjen Soeharto memang menjadi satu-satunya perwira yang tidak menjadi sasaran pembunuhan,namun hal ini terdapat alasan yang logis bukan semata-mata berkaitan dengan konspirasi.Terhitung semenjak peristiwa Madiun 1948,benturan antara PKI dan TNI AD semakin meruncing.
Jendral-jendral pada waktu itu sering ikut campur dalam urusan politik.PKI menilai para jendral AD ini sebagai ancaman bagi Presiden Soekarno dan juga PKI.Nah diantara para jendral tersebut,Mayjen Soeharto dianggap tidak termasuk jendral yang suka terjun dalam urusan politik.Sehingga PKI menilai mayjen Soeharto bukan sebagai ancaman berarti.
Dalam pledoinya Kolonel Untung mengatakan bahwa dirinya sempat bertemu dengan Soeharto beberapa jam sebelum penculikan para jendral terjadi dan Soeharto sendiri dikatakan merestui tindakan tersebut.Pernyataan ini menimbulkan keganjilan,apakah Untung sebodoh itu yang malah melaporkan rencananya,padahal penculikan ini membutuhkan kerahasiaan yang tinggi untuk mencapai keberhasilan.
Kemudian mengapa Kolonel Untung tidak mendesak Presiden untuk menetapkan Mayjen Soeharto sebagai pengganti Panglima Tertinggi Angkatan Darat?Ternyata yang dijagokan PKI dengan memakai tangan Bung Karno adalah Mayjen Pranoto yang sudah dibina sebelumnya,namun ternyata perkiraan PKI salah,Bung Karno memberikan kekuasaan terhadap Mayjen Soeharto!!
Andaikan benar Mayjen Soeharto memang berada di balik gerakan ini atau setidaknya melakukan pembiaran maka Jendral Nasution yang menjadi target pembunuhan dan putrinya yang juga menjadi korban pembunuhan tidak akan mungkin membiarkan Soeharto dengan leluasa mencapai posisi tertinggi,bahkan keduanya terlihat sangat kompak membesarkan Golkar.
Dengan demikian gugur sudah argumen yang menyebutkan Soeharto berada di balik peristiwa penghianatan ini.Hingga sejauh ini pun belum ada dokumen yang secara kuat menyatakan keterlibatan Soeharto.
Campur Tangan CIA?
Ada yang menyebutkan G 30 September merupakan provokasi dari CIA.Namun hal ini terang-terangan dibantah oleh CIA sendiri,dalam bukunya yang berjudul “Membongkar Kegagalan CIA”,Tim Wainer penulis peraih pulitzer mengemukakan berdasarkan keterangan deputi CIA pada waktu itu,intelejen Amerika malah tidak menyangkan kaum komunis gagal melakukan kudeta dan berhasil disapu bersih oleh seorang jendral.
“CIA hanya menaiki ombak yang sudah berjalan”
Konflik Internal Angkatan Darat
Perseteruan antara perwira di dalam tubuh angkatan darat menjadi salah satu acuan mengenai siapa dalang gerakan 30 september.Namun hal yang jarang diungkap,mereka yang melakukan kup adalah perwira-perwira angkatan darat yang sudah dibina terlebih dahulu oleh PKI,sehingga gerakan mereka merupakan perpanjangan dari PKI.
Aidit dan PKI sebagai dalang!!!!
Versi ini sampai sejauh ini yang paling kuat karena didasarkan bukti-bukti yang kuat pula.Beberapa argumen di atas sebagian besar hanya berdasarkan analaisis semata.Semenjak gerakan 30 September menemui kegagalan,D N Aidit sebagai pimpinan tertinggi Partai Komunis melarikan diri dari Jakarta.
Sebelum pelariannya,ia sempat mengumumkan agar PKI melakukan semacam perang gerilia yang berupa sabotase teror dan agitasi propaganda.Dalam keterangan para anggota biro khusus PKI pun disebutkan bahwa memang benar PKI merupakan dalam di balik semua ini.Setelah Orde Baru tumbang pengakuan anggoat biro khusus PKI tidak berubah bahwa dalang semua ini adalah PKI sendiri.
Rapat mengenai rencana kudeta hanya diketahui oleh anggota biro khusus saja dan persiapannya hanya sekitar dua bulan.Hanim salah seorang anggota biro khusus yang sekarang masih hidup mengungkapkan,rencana kudeta tersebut mengalami kegagalan lantaran Syam sebagai penghubung antara pki dan militer hanya banyak omong dan tidak bekerja dengan baik.
Pengakuan Hanim ini sekaligus memupus berbagai macam spekulasi tentang dalang kejadian G 30 S,soalnya ngomongnya juga setelah Orde Baru tumbang tanpa intervensi dan ketakutan.Siapa dalang G 30 September??tentu adalah PKI!!
Selasa, 17 September 2013
BersamaMu
Engkau ada bersamaku
Disetiap musim hidupku
Tak pernah Kau biarkan ku sendiri
Kekuatan di jiwaku
Adalah bersamaMu
Tak pernah ku ragukan kasihMu
BersamaMu Bapa
Ku lewati semua
PerkenaanMu yang teguhkan hatiku
Engkau yang bertindak
Memb'ri pertolongan
AnugrahMu besar
Melimpah bagiku
Disetiap musim hidupku
Tak pernah Kau biarkan ku sendiri
Kekuatan di jiwaku
Adalah bersamaMu
Tak pernah ku ragukan kasihMu
BersamaMu Bapa
Ku lewati semua
PerkenaanMu yang teguhkan hatiku
Engkau yang bertindak
Memb'ri pertolongan
AnugrahMu besar
Melimpah bagiku
ELEVATE
ALL MY HEART, ALL MY SOUL
YOU ALONE I ADORE
ALL YOUR LOVE, ALL YOUR GRACE
LIGHT UP MY LIFE
COVER ME WITH YOUR WINGS
ALL TO YOU MY LORD I SING
I WILL SHOUT, I WILL DANCE
WITH ALL MY BEING
STAND BEFORE THE LORD
WE’LL CRUSH THE ENEMY
HIS GOODNESS IS FOR US
TO TASTE AND SEE
GET UP AND RISE UP FOR THE KING
HE DESERVES OUR EV’RYTHING
LIFT UP YOUR VOICE, C’MON AND SING
HE’LL ELEVATE US ON HIS WINGS
YOU ALONE I ADORE
ALL YOUR LOVE, ALL YOUR GRACE
LIGHT UP MY LIFE
COVER ME WITH YOUR WINGS
ALL TO YOU MY LORD I SING
I WILL SHOUT, I WILL DANCE
WITH ALL MY BEING
STAND BEFORE THE LORD
WE’LL CRUSH THE ENEMY
HIS GOODNESS IS FOR US
TO TASTE AND SEE
GET UP AND RISE UP FOR THE KING
HE DESERVES OUR EV’RYTHING
LIFT UP YOUR VOICE, C’MON AND SING
HE’LL ELEVATE US ON HIS WINGS
Langganan:
Postingan (Atom)